Loading...

Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli

Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli - Hallo sahabat Ramalan Berita, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Daerah, Artikel Fenomena, Artikel Hari Ini, Artikel Kabar, Artikel Maluku, Artikel Ragam, Artikel Terbaru, Artikel Terkini, Artikel Unik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Loading...
Judul : Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli
link : Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli

Baca juga


Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli

Loading...
Ambon, Malukupost.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat inflasi Maluku mereda pada bulan Juli 2017 sebesar 0,99 persen (mtm), menurun dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen (mtm). "Dengan laju inflasi tersebut maka inflasi tahun kalender (Januari-Juli) tercatat 4,44 persen (ytd)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Jumat (4/8).
Ambon, Malukupost.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat inflasi Maluku mereda pada bulan Juli 2017 sebesar 0,99 persen (mtm), menurun dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen (mtm).

"Dengan laju inflasi tersebut maka inflasi tahun kalender (Januari-Juli) tercatat 4,44 persen (ytd)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Jumat (4/8).

Meredanya tekanan inflasi, lanjutnya, disebabkan penurunan tekanan inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah (Administered Prices - AP), khususnya penurunan tarif angkutan udara setelah Idul Fitri serta telah berkurangnya dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya.

Dia mengatakan penurunan laju inflasi tertahan akibat masih tingginya penyumbang inflasi dari komponen harga pangan/volatik food (VF).

"Sub kelompok ikan segar dan sayur-sayuran menjadi penyumbang utama inflasi," katanya.

Subkelompok ikan segar menyumbang inflasi sebesar 11,57 persen (mtm), sedangkan sayur-sayuran 10,06 persen (mtm).

Dia mengatakan meskipun tergolong tinggi, inflasi VF pada bulan Juli 2017 sebesar 4,81 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 11,83 persen (mtm).

Sementara kelompok AP mengalami deflasi pada bulan Juli sebesar 1,18 persen (mtm) dibanding dengan bulan sebelumnya sebesar 1,31 persen (mtm).

Meredanya tekanan inflasi pada kelompok AP ini didorong oleh deflasi pada subkelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan khususnya tarif angkutan udara.

Penurunan tarif angkutan udara ini sesuai dengan pola historis permintaannya yang cenderung menurun seiring berakhirnya lebaran.

Bambang mengatakan inflasi komponen inti (core inflation) juga terpantau mereda. Inflasi kelompok inti pada Juli 2017 tercatat sebesar 0,15 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Juni 2017 sebesar 0,21 persen (mtm).

Pada bulan Agustus 2017 penurunan tekanan inflasi diperkirakan akan terus berlanjut. Kembali normalnya permintaan konsumen terhadap bahan makanan dan tiket angkutan udara pascalebaran diperkirakan akan berdampak pada penurunan harga bahan makanan dan tarif angkutan udara.

Namun demikian, menurut Bambang, perlu diwaspadai risiko tekanan inflasi dari kelompok VF seiring belum pulihnya pasokan komoditas ikan dan hortikultura karena cuaca yang belum kondusif.

Mencermati perkembangan inflasi hingga Juli 2017, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku cukup optimistis target inflasi 2017 sebesar 4,5 dapat tercapai.

TPID Maluku terus berkoordinasi secara maksimal dalam melakukan pengendalian inflasi. Salah satu program TPID, yaitu intervensi harga melalui program pasar ikan murah, saat ini telah diusulkan untuk masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBDP).

Di samping itu, TPID juga tengah melakukan perbaikan manajemen buffer stock ikan melalui penguatan kerja sama dengan nelayan/perusahaan penangkap ikan untuk meningkatkan pasokan ikan segar yang menjadi penyumbang inflasi khususnya pada saat periode cuaca tidak kondusif.

Dalam rangka ketahanan pangan dan pengendalian inflasi, Perwakilan Pemprov Maluku pada tanggal 19 Juli 2017 melakukan pertemuan awal kerja sama antardaerah terkait komoditas yang diperlukan Maluku dengan Pemprov Sulawesi Selatan di Makasar.

Pertemuan tersebut disambut positif oleh Pemprov Sulawesi Selatan dengan melakukan misi dagang ke Maluku. Pemprov Maluku pun telah menandatangani MoU (kerja sama) dengan Pemprov Sulawesi Selatan.

Kerja sama yang ditandatangani Gubernur Maluku dan Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 30 Juli 2017 di Ambon itu diharapkan dapat saling memenuhi kebutuhan komoditas strategis di masing-masing daerah.

Pemerintah Sulawesi Selatan memasok komoditas penyumbang inflasi antara lain bawang merah, cabai merah, dan kebutuhan beras di Maluku.

Untuk memperlancar perdagangan komoditas strategis Provinsi Sulawesi Selatan berencana membuka kantor perwakilan dagang di Ambon. (MP-4)

Loading...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tekanan Inflasi Maluku Mereda Bulan Juli"

Posting Komentar